Air Limbah Budidaya Lele dengan Total Dissolved Solid (TDS) berbeda untuk Media Budidaya Daphnia sp
Manfish Journal, 2020•ejurnal.polnep.ac.id
Limbah budidaya lele banyak mengandung bahan-bahan organik yang juga mengandung
fitoplankton. Bahan organik tersebut salah satunya berupa padatan terlarut/Total Dissolved
Solid (TDS). Kandungan TDS dan Fitoplankton dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
media pertumbuhan Daphnia sp. Daphnia sp. merupakan jenis cladocera untuk pakan
alami ikan. Limbah budidaya lele menghasilkan nilai TDS yang berbeda-beda tergantung
cara budidaya dan makanan yang diberikan kepada lele. Penelitian ini menguji Limbah …
fitoplankton. Bahan organik tersebut salah satunya berupa padatan terlarut/Total Dissolved
Solid (TDS). Kandungan TDS dan Fitoplankton dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
media pertumbuhan Daphnia sp. Daphnia sp. merupakan jenis cladocera untuk pakan
alami ikan. Limbah budidaya lele menghasilkan nilai TDS yang berbeda-beda tergantung
cara budidaya dan makanan yang diberikan kepada lele. Penelitian ini menguji Limbah …
Abstrak
Limbah budidaya lele banyak mengandung bahan-bahan organik yang juga mengandung fitoplankton. Bahan organik tersebut salah satunya berupa padatan terlarut/Total Dissolved Solid (TDS). Kandungan TDS dan Fitoplankton dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif media pertumbuhan Daphnia sp. Daphnia sp. merupakan jenis cladocera untuk pakan alami ikan. Limbah budidaya lele menghasilkan nilai TDS yang berbeda-beda tergantung cara budidaya dan makanan yang diberikan kepada lele. Penelitian ini menguji Limbah budidaya lele yang mengandung TDS berbeda untuk media budidaya Daphnia sp. Perlakuan Media air limbah budidaya lele dengan 4 perlakuan nilai TDS 33, 66, 84 dan 110 ppm dengan dilakukan 3 kali ulangan. Daphnia dengan kepadatan 20 ekor/L dipelihara dalam akuarium ukuran 60x30x35 cm yang diisi 50 L air sumur dengan kandungan TDS 100 ppm. Perlakuan pemberian pakan limbah air budidaya lele dengan dosis 0, 5 L per hari. Dilakukan sampling data kepadatan Daphnia sp. dan penyiponan sebanyak 3, 5 L seminggu sekali. Uji kualitas air (DO, pH, suhu, TDS) dilakukan setiap hari sebagai data sekunder. Hasil analisis uji statitika pertumbuhan Daphnia sp. menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan. Artinya air limbah budidaya dengan nilai TDS 33 ppm, 66 ppm, 84 ppm, dan 110 ppm menghasilkan pertumbuhan Daphnia sp. yang sama baiknya. Hal ini dikarenkan fitoplankton yang tumbuh pada air limbah dengan nilai TDS 33, 66, 84, 110 ppm dapat memenuhi kebutuhan pakan Daphnia sp. selama budidaya. Dari hasil uji kualitas air nilai DO dan pH selama penelitian dalam kondisi standart baik untuk budidaya. TDS yang diamati setiap harinya selama satu minggu mengalami kenaikan hal ini dikarenakan kandungan padatan terlarut sisa metabolisme Daphnia sp. Suhu yang diamati selama penelitian fluktuasi sangat besar dimana malam hari suhu 200C sedangkan pada siang hari 27.50C. Fluktuasi suhu yang drastis ini menyebabkan perkembangbiakan Daphnia sp. kurang maksimal.
ejurnal.polnep.ac.id
以上显示的是最相近的搜索结果。 查看全部搜索结果