Digitalisasi menjadi kemajuan dan juga problematika kehidupan, karena dengan fasilitas teknologi penyebaran dakwah Islam didesain dengan pemahaman yang ekstrem. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini untuk mencari alternatif model dakwah yang bisa mengimbangi dakwah ekstrem tersebut, sehingga digagas model dakwah berbasis humanis. Metode yang digunakan ialah studi kepustakaan dengan teknik analisa interpretatif. Hasil yang didapat ialah bahwa model dakwah berbasis humanis berlandaskan kepada tujuan Islam sebagai agama rahmah, sehingga penyampaikan dakwah menyesuaikan dengan visi misi Islam itu sendiri yakni dengan pendekatan humanistik, humoris, etis dan interaktif yang berhasil membius masyarakat (jamaah) ke dalam paradigma moderat, terbuka dan toleran sehingga bisa menerima segala perbedaan yang ada dalam kehidupannya dengan tidak mempersoalkan. Figur yang bisa dijadikan acuan dalam menerapkan model komunikasi dakwah berbasis humanis ialah Gus Baha, Gus Miftah dan Gus Muwafiq, ketiganya senantiasa menyebarkan Islam dengan pendekatan yang ramah dan kontekstual sehingga mudah diterima di kalangan masyarakat secara universal.