Isu gender masih menjadi perdebatan di masyarakat hingga saat ini. Perempuan tidak dapat menikmati kehidupan yang bebas dan sering kali dikekang untuk mengikuti aturan yang ada di masyarakat. Film, sebagai salah satu media massa yang dapat menyampaikan pesan secara luas, menjadi media yang digunakan oleh para pejuang feminisme untuk mengangkat isu tersebut. Salah satunya adalah film Little Women karya Greta Gerwig. Film yang menceritakan kisah perjalanan hidup penulis dengan tiga saudarinya, yang masing-masing memiliki mimpi ketika dewasa nanti, namun harus berhadapan dengan aturan yang membatasi mereka, yang tentunya menjadi pergolakan batin bagi March bersaudara, antara menggapai impian atau hidup dalam pernikahan. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teori feminisme liberal dan analisis wacana kritis Sara Mills untuk menganalisis film berdasarkan posisi subjek, objek, dan penontonnya dengan memilih sceneyang dianggap mewakili. Dimaksudkan untuk menemukan diskriminasi dan stereotipe yang terdapat dalam film, sebagai penyebab dari pergolakan batin perempuan dalam film Little Women. Kesimpulan dari film ini merepresentasikan posisi perempuan sebagai pihak yang termarginalkan dan tidak mendapatkan kesempatan setara dengan laki-laki. Berbagai aspek kehidupan membatasi ruang gerak perempuan dan menempatkan perempuan pada suatu konstruksi sosial perempuan sehingga menimbulkan pergolakan batin dalam menjalani kehidupan antara mengikuti keinginannya atau aturan di masyarakat